Hari Raya Iedul Fitri sudah dekat, kebanyakan saat mudik, yang kita kunjungi adalah para sepuh, orang tua kita, mertua, nenek, kakek, paman, bibi atau kakak sulung kita. Banyak dari mereka yang usianya sudah lanjut.
Saat berkunjung, di antara pemudik memang ada yang menginap di hotel atau penginapan. Makan tidur mandi ya di hotel/penginapan. Berkunjung ke pinisepuh hanya beberapa jam saja. Ini jenis tamu yang tidak memberatkan tuan rumah.
Tapi lebih banyak lagi yang bukan hanya bertamu, tapi menginap, makan, tidur , mandi di rumah sesepuh utama keluarga besar. Bukan hanya satu dua malam, tapi bisa hingga beberapa malam dan beberapa hari.
Para sesepuh tersebut , seperti sudah jadi aturan tak tertulis, seolah-olah wajib menyiapkan konsumsi untuk semua tamu. Sarapan, makan siang, dan makan malam. Wajib pula menjadikan rumahnya penginapan dadakan. Termasuk menyiapkan sprei dan selimut bersih, kasur dan kamar.
Tapi pernahkan kita memahami kondisi fisik para lansia ini? Kelelahan dan keuangan mereka di hari tua? Lalu... pernah pulakah anda merasakan tulang serasa mau copot saking lelahnya melayani tamu saat lebaran? Karena saat itu para asisten rumah tangga pada mudik. Atau karena memang segari-hari tak ada pembantu?
Kalau tamunya lebih dari 75 orang, sama saja dengan melayani pesta alias hajatan. Tenaga dan finasialnya harus prima dong.
Nah, kalau anda sendiri menjadi tamu, masuk kelompok manakah? Tamu ideal yang kehadirannya Tidka Bikin Puyeng, dan Kepergiannya Tidak Menyisakan Masalah? Atau......
Baca yuk tulisanku di blog kompasiana di http://www.kompasiana.com/masrierie/mudik-lebaran-dan-bertamu-termasuk-tamu-yang-bagaimanakah-anda_55a3157787afbd63048b4567
Tidak ada komentar:
Posting Komentar