Daftar Blog Saya

Jumat, 28 Januari 2022

RISHA , CATATAN KECIL DI BELAKANG LAYAR (3) KAMPUNG DERET PETOGOGAN

 

Senja di Petogogan , 2013-2014

Kampung Deret Petogogan, rumah RISHA


Teknologi Risha ,mungkin hanya sebuah karya sederhana  , namun  lahir  dari  proses pemikiran panjang dan perhitungan  yang rumit . Dirancang   dengan  sepenuh hati , segenap kalbu .  Untuk menebar manfaat dan kebaikan. 

Memperhatikan prinsip yang menyeluruh, termasuk harga produksi direncanakan  seefisien mungkin. 

Jumat  petang  10 Januari 2014.  Langit Jakarta tidak terlalu cerah, tidak juga meredup.. Jalan Wijaya I , Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Itu  tempat kami memarkir mobil.

Menyusuri lorong  menuju  bakal kampung deret dibangun. Sepanjang lorong tersebut tampak kasur, ranjang, bufet, kursi, meja, yang dibungkus terpal. Katanya, milik penduduk yang rumahnya tengah dibedah.

Sebelumnya hamparan lahan milik pemerintah ini  adalah perkampungan padat  tak beraturan. Bangunan kumuh yang menempel pada tembok-tembok belakang  gedung yang mukanya  menghadap ke jalan Wijaya I , Petogogan.

Bangunan lama yang kumuh tak beraturan sudah diratakan dengan tanah.

Petogogan, diratakan dengan tanah, sebelum menjadi Kampung Deret Petogogan 
Perencanaan , Site Plan  untuk menata Kampung Deret Petogogan 

Arief Sabaruddin , koordinasi  langsung dengan masyarakat di lapangan , memberikan arahan kepada Pak RW /RT, juga konsultan serta warga, secara berkala di lapangan.  Agar pelaksanaan berjalan baik dan lancar. Selalu menjalin dialog , pendekatan-pendekatan di lapangan. Proses Peremajaan  Kampung Deret Petogogan  menggunakan Teknologi RISHA.

 

 

Memantau rutin  penataan kawasan kumuh Petogogan yang menggunakan Teknologi Risha , Arief Sabaruddin , secara berkala hadir ke lapangan,  

Di pelataran  bekas runtuhan rumah-rumah RW 05 inilah tampak  ‘berantakan’. Panel-panel beton  dengan ukuran terstandar, disusun di berbagai sudut. Rangkaian kolom bangunan instan, yang tengah dirakit. Panel tersebut diproduksi oleh aplikator RISHA.

Mendung tiba-tiba semakin tebal di langit Kebayoran Baru Jakarta Selatan.  Tak menyurutkan langkah kami mengitari kawasan  padat di tengah area strategis ini.

Peluncurannya,memulai pembangunan   Kampung Deret Petogogan ini,  pada  tanggal 31 Oktober  2013.  Oleh Gubernur DKI Jaya yang sekarang presiden RI, Joko Widodo.


Pak Jokowi saat sebagai Gubernur DKI , tahun 2013 , meresmikan saat awal dimulai Kampung Deret Petogogan, dengan  memasang  baut pada panel RISHA

Saat itu  musim hujan   menggempur Jakarta. Musim banjir seperti sudah berjalan sejak puluhan tahun. Tentu ini tak mudah dalam  merealisasi  penataan kawasan kumuh.  Apalagi jalan Kampung Pulo Petogogan, langganan banjir.

Setelah diresmikan akan dimulainya  bangunan oleh Gubernur DKI kala itu, Joko Widodo,  namun realisasinya tak serta merta bisa dimulai  .   Banyak kendala yang harus dibenahi, seperti  penghuni rumah harus mengalihkan dulu huniannya ke tempat sewaan  lain. Atau mungkin menumpang di sanak familinya. Mereka harus memindahkan barang-barang dan menempatkannya di tempat aman.

Terus semangat , tak pernah surut.  Terus bekerja, memantau, turun langsung ke lapangan.

Setelah membongkar bangunan, harus ada pembersihan dari bekas bongkarannya. Berangkal tidak bisa dibiarkan di hamparan calon Kampung Deret Petogogan.

Perencanaan di kawasan terbatas harus lebih jeli dan matang. Di mana septiktank komunal di tempatkan, rencana tapak agar pencahayaan rumah  dan sirkulasi akan baik adanya. Rencana taman sebaiknya diposisikan dimana. Koordinasi penting, untuk semua yang terlibat di sini. Koordinasi di lapangan adalah kunci untuk mengakomodir semua kepentingan seara bijak. Sebagai jalan mereduksi  konflik yang selalu muncul di lapangan, pada semua proses pelaksanaan konstruksi dan pembangunan.

Menyusuri   ke kawasan padat ini adalah keharusan jika rencana Kampung Deret Petogogan  bisa direalisasikan  sesuai harapan.  Agar mimpi kawasan sehat nyaman meski sederhana, dapat diraih.

Dulu di sini berdesakan bangunan-bangunan kumuh ,  semi permanen dan permanen, dengan lorong sempit tanpa aturan.

Sesering mungkin  memantau  langsung ke lapangan juga keharusan. Memahami ilmu teknik di bidang bangunan (arsitek dan teknik sipil) juga keharusan. Seorang yang mengawasi, menangani, dan  terjun  dalam  bidang perumahan dan permukiman, laiknya menguasai bidangnya, disiplin ilmu juga sesuai bidang bangunan.

 

penataan kawasan kumuh  Petogogan 2013


Sangat perlu terjun langsung mengukur di lapangan. Agar realisasi rencana  tapak berjalan benar dan baik. Seorang yang berkutat dalam bidang bangunan, perencanaan,  sejatinya menguasai  kawasan. Baik secara fisik dan keilmuan (teknik bangunan) , maupun secara psikologi sosial .

Merencanakan semua ini , butuh kemampuan yang komprehensif , memahami budaya, sosiologi, dan psikologi masyarakat. Sehingga desain yang direncanakan, akan menyentuh segala aspek. Sehingga terwujudlah desain  dan realisasi yang dapat  mengantar penghuninya, menjadi sumber daya manusia harapan bangsa.

Saat pelaksanaan,  pak suami ikut menyingsingkan lengan baju, berkutat dalam terik mentari atau hujan, seperti juga dilakukan yang para pekerja kasar. Itu memang terjadi. 

Saya mendampingi seseorang (pak suami ) yang melakukan semua itu. Namun, tidak perlu cemas. Karena sebelumnya, saya selalu siap di belakang layar, menyertai doa dan semangat. Karena  tekad dan harapan kuat,   t memberikan yang terbaik dan manfaat bagi masyarakat negeri ini, bangsa dan negara, . Sebagai abdi negara,  Niat , dari situlah kekuatan bermula. 

Ada penanaman pohon produktif, ada penghijauan, dan ada taman. Taman sebagai penyejuk dan oase di  tengah RW 05 ini. RT 008, RT010, RT011, RT 012. Rumah  yang dibangun nanti akan dilengkapi dengan sirkulasi udara yang layak dan sehat. Pencahayaan yang memadai. Karenanya jarak dan lorong pemisah antar rumah diatur sedemikian rupa.

Senja, warga dapat saling berjumpa di taman. Anak-anak ceria bermain di tempat yang nyaman. Inilah mimpi kami , bagi perumahan masa depan. Perumahan, yang paling harus mendapat kepedulian...adalah rumah bagi mereka yang berpenghasilan rendah. MBR. 


 

Secangkir Kopi Hangat , Semanis  Mimpi bagi  Rumah Rakyat

Panel-panel RISHA yang diangkut dari Bandung sudah menumpuk di sebuah sudut. Sebagian sudah dirakit. Memang  butuh ketelitian dalam pelaksanaan  lebih dari seratus rumah ini dibangun.

Bukannya tanpa kendala. Berhadapan dengan masyarakat ada seninya , harus dengan hati . Berhadapan dengan aplikator RISHA, yang  seperti biasa perlu kesabaran super tinggi. Berhadapan dengan masalah yang ada di lapangan. Berurusan dengan segala  problem dalam koordinasi, a-z segala aspek,  dan pemangku berbagai kepentingan.

Apapun masalahnya, butuh ketekunan, kesabaran dan  komitmen tinggi. Berkejaran dengan waktu dan musim hujan deras dan banjir yang kerap menghentikan aktifitas.

Betul, harga Rumah RISHA mudah terukur harganya.  Satu rumah dua lantai, mendapat bantuan  Rp 54 juta . Luasnya petaknya rata-rata 3x6 m2.  Uang diberikan langsung kepada warga. Lalu mereka yang rumahnya siap diremajakan, menyetor ke koordinator, ketua RW. Maka, dana tersebut nantinya dibayarkan kepada aplikator  secara cicilan .

Senja di Kawasan Kampung Pulo, Petogogan. Saya menyusuri  panel-panel RISHA yang menggantikan kolom. Berbaris rapih. Setiap rumah didesain agar menjadi rumah sehat, dengan septitank, dan sanitasi yang  sedemikian rupa. Saluran-saluran air  bersih dan kotor diatur sedemikian rupa. Agar tercipta permukiman sehat.

Senjaa di Petogogan, Kampung Deret Petogogan  saat proses membangun rumah instan sederhana sehat (RISHA), saya mendampingi pak suami, Arief Sabaruddin, di akhir pekan , dari Bandung ke Jakarta, untuk terus memantau  proses terbangunnya rumah-rumah RISHA.  

Bekerja di lapangan, bidang konstruksi, memang bisa   ketar ketir atau juga  panik. Berkejaran dengan waktu.  Masalah lapangan , dalam proses pembangunan rumah  tidak sesederhana  yang dibayangkan awam. Yang pernah berkecimpung di lapangan, pasti mengertilah.

Anak-anak berlarian, riang gembira, sungguh hati serasa  damai. Senyum mereka, semoga masa depan lebih baik. Tumbuh di permukiman terstandar. Dengan  taman sebagai paru-paru kawasan itu. Rumah yang tadinya acak-acakan, ditata menjadi deretan rapi teratur. Di antara   tanaman dan bunga-bunga alias penghijauan.

Kalau sudah jadi nanti, semoga terealisasi pembenahan SUMBER DAYA MANUSIA  yang lebih baik, lewat permukiman yang  menyehatkan, jiwa dan raga. Sore itu beberapa tukang  rehat , karena hari sudah senja.

Saya mendampingi seseorang, yang  sibuk memantau , mengukur dan berkoordinasi dengan mandor, tukang, perwakilan aplikator, Pemda DKI.  Saya mengiringi sambil memotret. Di kejauhan tampak seseorang dari Tribun juga memotret.

Indah sekali senja itu.  Kenangan di Petogogan. Meski saat magrib menjemput, rintik  hujan seketika menjadi hujan deras. Kami pulang ke sebuah rumah di Kebayoran Lama , rumah  mertuaku. 

Bandung 2004, bertepatan dengan banjir di Kota Bandung, di kediaman kami. 

Musim rumah kebanjiran,  rumah sendiri tahun 2004. Tapi saat itulah Teknologi yang digunakan di Petogogan ini lahir atau dilaunching.

Dibalik kesulitan  ada kemudahan. Sehabis berjibaku membersihkan banjir 3 hari di rumah sendiri . Esoknya mimpi kami tentang rumah  rakyat akan terwujud.

Mimpi  agar kawasan kumuh dapat dibenahi dengan biaya murah. Mimpi agar tenaga kerja dan pengangguran dapat dilatih dan diserap dalam pabrikasi rumah.

Sehabis banjir,  (kisah banjirnya ada di sini  )seorang yang saya dampingi,  harus berangkat lebih pagi. Karena hari itu, teknologi  RISHA yang sudah terpikir dan dipikirkan sejak bertahun-tahun sebelumnya akan diluncurkan oleh 2 menteri. Tanggal 20 Desember 2004.

Akhirnya jadi juga peluncuran itu, setelah tertunda beberapa bulan. Dan setelah melewati masa pengujian di laboratorium satu-satunya di Asia Tenggara itu.  Puslitbang Permukiman Kementerian PU (waktu tu terpisah dengan Kemenpera).

 

Teknologi Risha terinspirasi LEGO dan  mainan anak yang dirakit

LEGO, inspirasi Teknologi RISHA 


Di rumah sederhana kami, itulah awal Teknologi RISHA itu diutak atik di selembar kertas. Idenya, dari mainan anak, LEGO. Digambar di atas meja gambar.  Dihitung dengan dekstop komputer kami. Lewat pemikiran yang panjang.

Screen Shoot berita dari Okezone.com , 5 Februari , 2016

Seribu satu ide meluncur pada larut malam ketika  kami berdiskusi.  Tentang masa depan rumah bagi rakyat kecil.

Seseorang yang saya dampingi, mengajak diskusi.  Untuk memberi nama teknologi ini.  Nama RISHA, memiliki  makna tersendiri  bagi kami.(Nama panggilan kesayangan dari ibundanya)

Untuk menjelaskan teknologi ini, kita perlu membuat video informasi. Dengan program Ulead, dan  koleksi lagu Kitaro. Saat hujan mengguyur Bandung. Akhirnya video itu terselesaikan.

 


Video tersebut untuk memudahkan penjelasan sistematis apa  maksud tujuan teknologi RISHA.  Lumayan juga sih, menggarap video sendiri dan saya sebagai narator. .

Ada kebanggaan  saat video buatan sendiri, dengan narator  suara sendiri,  diputar oleh Kepala Balitbang Kemen PU saat itu, Bapak Rustam Syarif (alm), seorang yang begitu bijak dan memberikan semangat.

Kebahagiaan yang sesungguhnya, adalah jika hasil karya kita bisa memberikan manfaat  kepentingan banyak orang. Senyuman bahagia bagi rakyat kecil. Manfaat yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan  ada sumbangsih dalam pemberdayaan.

 



Senja di Petogogan , Jakarta Selatan, 2014.....

Bahagia sejati, adalah jika  ide  yang bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Termasuk saat  korban gempa dan tsunami dapat dibantu  dengan teknologi ini. Kebahagiaan , adalah juga saat  IOM memanfaatkan karya ini bagi korban  tsunami dan gempa di Aceh .

Kebahagiaan .......   adalah saat mampu menuangkan ide, pemikiran dan karya ........ yang bermanfaat bagi  bangsa , negara dan dunia.......  Bahagia adalah saat karya  kita menjadi kontribusi bagi  banyak orang .... Secangkir kopi, bagi orang yang mendampingi saya, dalam berkarya. Teknologi yang berguna bagi masyarakat kecil utamanya. Dan saya bangga , bisa mendampingi seseorang setiap berkarya di rumah, di luar jam kantor.

Saya bangga, selalu setia menyediakan nya  secangkir kopi hangat.. Semangat untuk terus berkarya.

Saatnya merenung, sudah seberapa banyakkah  yang kami berikan dalam kehidupan. Manfaat bagi orang banyak? Bagi bangsa dan negeri tercinta ini? Sebagai abdi negara, ada kegelisahan, jika tidak mempersembahkan yang terbaik  bagi bangsa dan negara. 

Karena kebahagiaan sejati, ketika  pemikiran ,  ide  dan karya kerja berguna bagi orang lain. Orang lain  maju karena pemikiran dan ide serta  karya  kita?

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Secangkir Kopi, Sebuah Karya, dan Senja di Kampung Deret Petogogan", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/masrierie/555c5d9d517a617d048b456d/secangkir-kopi-sebuah-karya-dan-senja-di-kampung-deret-petogogan?page=3&page_images=1

Kreator: Masrierie Kompasiana

Penelitian Tentang Kampung Deret Petogogan

 Raudina Qisthi Pranantha 

Saya pribadi tertarik dan mengapresiasi  tulisan  dan penelitian Raudina Qisthi Pranantha (Unpar) , jadi saya  unggah disini  screen shootnya. 

Ada rekam jejak tentang Kampung Deret Petogogan 





















BACA JUGA YUK: 

KLIPPING ARTIKEL / BERITA TENTANG RISHA (RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT)


RISHA , CATATAN KECIL DI BELAKANG LAYAR (1) SEJARAH RISHA DAN IOM (INTERNATIONAL OF MIGRATION ) DI ACEH


 

Rabu, 26 Januari 2022

RISHA , CATATAN KECIL DI BELAKANG LAYAR (2) DESAIN DAN PEMANFAATAN


RISHA UNTUK KANTOR / RUMAH, CIKERUH


Video saat Arief Sabaruddin Penemu RISHA menyosialisasikan  rumkah insgtan sederhana sehat , dan menceritakan tentang Pak Purwoko, UMKM yang menjadi aplikator RISHA di Cileunyi  Kabupaten Bandung. 

Asal usul nama RISHA , Rumah Instan Sederhana Sehat. 

Asal usul  nama Risha . Pada suatu malam ketika pak suamiku masih mengutak atik  rencana  tulangan besi dan pracetak panel rumah instan, akhirnya memilih namanya sendiri. Sebagai penemu, ia merasa perlu mengabadikan nama panggilan kesayangan  dari ibundanya. Meski ayahnya memberi nama Arief Sabaruddin, tapi ibunya tetap memanggilnya Risa.

Meski itu nama untuk perempuan, ibunya punya maksud sendiri. Ibu mertuaku tersebut ingin semua huruf nama anaknya diawali dengan R. Untuk Arief Sabaruddin, ia pilihkan Risa, mengambil dari nama ayahnya, Isa, ditambah R, jadi Risa. Begitu ibu mertuaku cerita. Jadi sebetulnya nama teknologi Risha , adalah nama kecil atau  panggilan pak suamiku di rumah. Seluruh saudara kandung, keluarga besar dan teman SD. SMP, SMA, selalu  memanggilnya Risa.

Saya mendukung pemilihan nama itu, karena mengandung doa dari ibunda. Saat karya bernama Risha ini  kelak memberikan manfaat, maka catatan amal kebaikan itu akan tertulis di pintu-pintu langit.

Jadi setiap terbangun rumah instan, orang akan menyebutnya Risa, dimanapun ia terbangun. Nama pemberian ibunda . Semoga Tuhan mencatatnya sebagai amalan pahala yang selalu mengalir , dari  ilmu yang bermanfaat 

RISHA , sudah ditemukan sejak 2002, dipikirkan sejak lama sebelumnya

Tahun 2002 , pak suami  sebetulnya sudah menemukan teknologi  Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat), karena dipikirkannya sudah  lama sebelum belumnya. Sama seperti ketika   menciptakan Teknologi T-Cap. Dan kamar mandi kapsul. . Tadinya tahun 2002 sudah akan ia  gunakan dalam sebuah rumah contoh di Antapani, rupanya belum mendapat  persetujuan. 

Betul, Pak suami , alumni  arsitektur Unpar, namun tak banyak yang tahu,  pernah dalam beberapa tahun pertama , selain kuliah arsitek, juga sambil kuliah di teknik bangunan (belajar tenik sipil)  IKIP Bandung (sekarang UPI) beberapa tahun. Jadi dalam beberapa tahun kuliah sekaligus di 2 perguruan tinggi. Meski  menyukai  seni , karena masuk arsitektur membutuhkan jiwa seni  yang tinggi, namun  minat di bidang teknik sipil juga tinggi.  Hanya saja akhirnya  mengundurkan diri dari jurusan tekbang IKIP. 

Sejak kecil, sering ikut ayahnya ke lapangan. membangun jembatan. Sejak kecil sering mengamati proses pembangunan jembatan di berbagai pelosok, logika struktur  secara alam bawah sadar membuat minatnya pada dunia teknik sipil berkembang. Meski akhirnya memilih jurusan arsitektur saat kuliah, karena minatnya pada seni visual, seni lukis/gambar , dan fotografi (sejak SMAN 6 ikut fotografi ekskul) juga tinggi. 

Dulu saat sekolah di SMAN 6 Jakarta,  sering diminta teman-temannya dalam pelajaran gambar teknik. Juga sering dapat julukan Si Coki (tokoh kartun dalam  majalah Hai),saking cepatnya kalau menyelesaikan gambar. 

Itu sebabnya  teknologi T-cap dan Risha  bisa  lahir dari pemikiran dan analisanya.  Selain itu bekal bekerja di konsultan dan kontraktor, kerja turun langsung ke lapangan,  saat masih kuliah, setelah baru lulus,  dan di tahun- tahun pertama bekerja sebagai PNS di Departeman PU.

Dulu kerja sebagai PNS pulang jam 14.00, pak suami ngantor lagi di konsultan. Sebagai arsitek, yang tidak hanya di  ranah perencana, tapi  juga pengawas dalam pelaksanaan. Satu kantor denganku. 

Saat itu saya terkesima karena kemampuannya menggambar sangat cepat  di atas rata-rata. Baik desain bangunan, site plan ,dan proporsal.  Bahkan drafterpun sering kebingungan, sulit mengikuti,  ketika harus menerjemahkan desain pak suami yang cepat dan kerap susah terpikirkan orang lain  . 

Lalu pak suami turun menjelaskan, bahkan selalu mengajarkan. Jadi seperti bapak guru saja saat turun ke lapangan.  Baru mereka menyadari.... ya ampun, ternyata. Jadi, jalan pemikiran pak suami sering  yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang pada umumnya.  Juga ketika  desain akan dijadikan bangunan,seringkali  ikut langsung  ke lapangan. sehingga  mandor yang tadinya bingung,  mendapatkan jawaban harus bagaimana . baru mereka bilang, oooh, ternyata, betul, bagus...tapi kenapa ya  tak terpikirkan oleh kami ya...?.  

Tahun-tahun pertama sebagai PNS. Banyak waktu luang. Di luar bekerja  sebagai PNS , pak suami juga menerima jasa mendesain  yang cukup banyak, rumah tinggal,  cottage, kantor , klinik , dan lainnya. Sampai membuat proporsalpun dikerjakan. Termasuk membuat video, yang saat itu masih langka orang yang bisa meengedit video. Pak suami belajar editing video otodidak, saat kuliah paska sarjana di Prancis 1991.  Itu sebabnya kami sering bergadang menuntaskan pekerjaan  luar kantor. 

Teknologi T-Cap dan Kamar mandi Kapsul, penemuan yang pertama sebelum Risha

Sebelumnya di tahun 1999, pertama kali juga ide pak suami  berupa teknologi T-cap diuji coba. Teknologi T-cap ini tujuannya untuk mereduksi biaya dalam rumah susun. Rumah susun sederhana adalah upaya untuk percepatan  pemenuhan kebutuhan rumah tinggal.




Bersamaan dengan itu sempat ikut pak suami wara wiri ke pabrik Fiber, ternyata memesan Kamar mandi Kapsul yang dicetak, tujuannya untuk mengurangi kebocoran kamar mandi di bangunan bertingkat. Kamar mandi kapsul ini bisa juga menjadi kamar mandi instan yang  mobile.



Nah , waktu itu , teknologi T-Cap adalah penemuan pertama, dan  itu yang pertama dipatenkan . Pak suami cari tahu sendiri bagaimana mematenkan hasil karya, dan minta bantuan adik sepupuku yang  sarjana hukum dan pengacara. 

Belajar dari penemuan T-Cap, maka pak suami  mengatakan pentingnya menggunakan identitas nama penemu dalam sebuah penemuan, dan segera mempatenkan karya. Teknologi Risha adalah  penemuan ke 2. Setelah T-cap. 

Lab Struktur Puskim Balitbang tempat pengujian Teknologi T-Cap untuk rumah susun pracetal modular , tahun 1999 . 


Kembali ke proses peluncuran Rumah Instan Risha . 

Setelah melalui masa pemikiran yang panjang , dicoba , diutak atik  sejak tahun 2002 . Tahun 2004 awal tahun mulai dituangkan dalam bentuk produk. Dibentuklah tim. Lalu diuji coba di lab struktur  untuk ketahanannya terhadap gempa (ada dalam video). 

Ternyata  memiliki daya tahan terhadap gempa. Tadinya bulan Agustus  akan diluncurkan. Namun mundur jadi tanggal 20 Desember 2004.

Sayangnya saat peluncuran tersebut rumah kami sedang dilanda banjir, kami  terpaksa mengungsi di rumah adik suamiku. Jadi agak serba darurat saat itu. Alhamdulillah , segalanya lancar. 

Untuk melengkapi sosialisasi mengenai rumah instan ini, suamiku menulis sebuah buku. 

Namun kelak setelah peluncuran, rumah instan ini  berhasil dibangun dalam jumlah besar dan cepat  oleh IOM untuk mempercepat pembangunan rumah pengungsi di Aceh usai gempa dan tsunami,  maka bertemu dengan sebuah penerbit. 

Ceritanya , Pak Bas (Basuki Hadimuljono, sekarang menteri PUPR) dulu  adalah Kabalitbang Deprtemen PU. Beliau mengajak pak suami (Arief Sabaruddin)  yang waktu itu masih  eselon IV di Puskim Balitbang  PU, untuk presentasi tentang RISHA di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Pak Bas sangat mendukung untuk menjadikan RISHA dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Saat itu pak suami dari Bandung mengemudikan sendiri mobil Taft  hitam , mobil perjuangan kami. Menyetir sampai ke Bekasi, kediaman Pak  Bas saat itu (sekarang sudah menjadi jalan Becakayu). Mobil Taftnya menumpang parkir di rumah pak Bas. Pak suami ikut  menumpang di mobil Pak Bas menuju ke perguruan tinggi swasta  di Jakarta tersebut.

Saat itulah Pak Bas betul-betul menyimak  tentang apa itu RISHA rumah instan sederhana sehat. Ternyata ada seorang dari pihak penerbit Griya Kreasi (Penebar Swadaya / Grup Majalah Trubus) yang ikut menyimak.

 Penerbit  itu menghampiri , lalu menawarkan /meminta  suamiku menuliskan buku tentang Risha  . Tahun 2006 , ini buku pertama tentag Risha yang ditulis langsung oleh penemunya sendiri, Arief Sabaruddin. Maka terbitlah buku MEMBANGUN RISHA, 



Alhamdulillah saat Pak Bas menjadi menteri PUPR  kelak, beliaulah yang  membuat kebijakan  bahwa rumah pasca bencana menggunakan Rumah Instan Sederhaan Sehat RISHA. Terimakasih banyak Pak Bas. Insya Allah pahalanya mengalir untuk bapak yang membuat kebijakan serta insan PUPR yang merealisasikannya , sebagai ilmu yang bermanfaat. 

Arief Sabaruddin, pak suami (alm) , saat itu juga  sangat komprehensif untuk melengkapoi teknologi ini. Bukan hanya menerbitkan, bukiu, tapi juga menulis sendiri manual cara  step by step memroduksi sampai perakitan RISHA. Giat juga menjelaskan manfaatnya. 

Arief Sabaruddin juga membuat sendiri program komputer Sistim Informasi Desain RSH Sistem RISHA yang didaftarkan sebagai Hak Cipta Ke Dirjen HAKI. Memang  ia selalu totalitas dan komprehensif dalam berkarya. 





https://www.youtube.com/watch?v=h_NuxYEaXgQ&t=12s


RISHA UNTUK KORBAN BENCANA 

Risha untuk Korban Bencana di Aceh 

RISHA di Aceh, dibangun oleh IOM  (International Organisation of Migration ) tahun 2005 

Rekam jejak dibangun dan diproduksinya Risha untuk mempercepat bantuan rumah korban tsunami di Aceh, yang ternyata kokoh  menghadapi angin kenang dan gempa  susulan yang masih terus terjadi di Aceh. Ada dalam video  yang  diproduksi oleh IOM.  Menejemen IOM sangat baik sekali sehingga kualitas  Risha dalam pengawasan IOM sangat terjamin. 

Video Risha  utnuk korbanbencana Aceh , yang diproduksi oleh International Organisation of Migration (IOM) , tahun 2005


Baca di tautan ini ,tentang sejarah RISHA dan pembangunannya untuk korban Tsunami dan gempa di Aceh , di 


Selanjutnya RISHA juga dibangun untuk membantu korban-korban bencana, baik untuk membangun rumah, kantor , sekolah dan lain sebagainya  di Aceh dan lainnya 



Risha untuk Korban Gempa Lombok


https://youtu.be/-uMi-vB-kWw


Arief Sabaruddin ,  penemu teknologi Risha, sedang mengajarkan cara merakit Risha di lapangan,  pada masyarakat korban gempa di Lombok.Untuk gotong royong membangun kembali rumah yang sudah rusak/hancur kena gempa. 





Risha ,antara lain untuk korban gempa bumi

1. Gempa  bumi Jogja 2006
2. Gempa bumi Tasikmalaya 2 Sept 2009,
2. Gempa bumi Padang 30 September 2009

Untuk korban bencana lainnya

1.Korban erupsi GunungSinabung
2. Korban banjir dan bencana angin di NTT dan NTB
3. Korban bencana dan lainnya 








RISHA UNTUK RUMAH/VILLA/SEKOLAH


Teknologi Risha ini juga  digunakan untuk sekolah Mutiara Bunda, rumah tinggal, dan untuk lainnya 




RISHA UNTUK PENATAAN KAWASAN KUMUH

Risha dimanfaatkan untuk menata kawasan kumuh. 
Kampung Deret Petogogan adalah  salah satu upaya menata kampung kumuh menjadi berkualitas. 


Salah satunya di KAMPUNG DERET PETOGOGAN (Klik ya tautannya, untuk bisa  baca ulasan tentang Petogogan)


BACA JUGA YUK ULASAN SEBELUMNYA :


Kamis, 13 Januari 2022

RISHA , CATATAN KECIL DI BELAKANG LAYAR (1) SEJARAH RISHA DAN IOM (INTERNATIONAL OF MIGRATION ) DI ACEH

  RISHA , PELUNCURAN 20 DESEMBER 2004, DAN PERAN PENTING KEMENTERIAN PU DAN IOM ( INTERNATIONAL ORGANISATION OF MIGRATION ) MEMPRODUKSI RISHA DI ACEH.

VIDEO PABRIKASI RUMAH RISHA DI ACEH TAHUN 2005


VIDEO : Pabrikasi Rumah RISHA yang pertama , di Aceh. Oleh IOM (International Organisation of Migration) yang dananya bersumber dari donatur mancanegara, yang diberikan kepada IOM untuk rekonstruksi Aceh paska gempa tsunami 26 Desember 2004

Dokumentasi lama, video Risha Rumah Instan pertama, bersumber dari IOM (International Organisation of Migration) , usai gempa dan tsunami di Aceh yang terjadi 26 Desember 2004. Saat itu dunia internasional ikut memberikan donatur dan bantuan, salah satunya dalam bentuk pembangunan klinik, rumah , sekolah dan lain sebagainya. Saat itu IOM yang mengkoordinir pembangunan nya dengan teknologi Risha. Rumah Instan Sederhana Sehat, guna memenuhi percepatan pembangunan klinik, sekolah, dan rumah-rumah -penduduk. Selain itu juga IOM ikut berperan membantu pemberdayaan masyarakatnya untuk kembali bangkit dari keterpurukan usai bencana gempa dan tsunami. Sumber : Dokumentasi dari IOM 2005.

Membangun  Aceh, International Organisation of Migration (IOM),  Ribuan  Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat )  dibangun oleh IOM untuk Korban tsunami dan gempa bumi  Aceh tanggal 26 Desember tahun 2004
Klipping : Pikiran Rakyat 24 Februari 2005, rencana pembangunan RISHA (rumah Instan Sederhana Sehat) bagi korban Gempa Bumi dan Tsunami Nangroe  Aceh Darussalam , yang terjadi 26 Desember tahun 2004. 
Klipping  media, Harian Serambi News 27 April 2005, direktur IOM (International Organisation of Migration ) Steve Cook , yang merealisasikan pembangunan Rumah Knock Down (rumah bongkar pasang), maksudnya adalah Rumah RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)






Rumah Instan Sederhana Sehat RISHA

Adalah hasil pemikiraan dan temuan Arief Sabaruddin , dari Puskim Bandung. Balitbang Kementerian PU
Teknologi Risha, diluncurkan tanggal 20 Desember 2004 , oleh 2 Menteri , yakni Menteri PU dan Menteri Negara Perumahan Rakyat .

Launching Teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat ) , 20 Desember 2002. Arief Sabaruddin memberikan penjelasan tentang teknologi penemuannya ini, kepada  Bapak meneteri PU saat itu Pak Djoko Kirmanto, Menteri Negara Perumahan Rakyat  saat itu M Yusuf Asy'ari, Staf Ahli Menko Kesra, dan  Kepala Balitbang Kementerian PU Pak Roestam Sjarief



Klipping Majalah Dinamika awal tahun 2005, peluncuran RISHA  (Rumah Instan Sederhana Sehat )oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, Menpera Mochj Yusuf Asy'ari , staf ahli Menko Kesra, Kabalitbang PU Roestam Sjarief , tanggal 20 Desember 2004, di Puskim Cileunyi , Kabupaten Bandung



Dalam merealisasikan ide pemikirannya tentang Risha, Arief Sabaruddin menggandeng partnernya , Bpk Nana Puja Sukmana (juga memiliki penemuan bernama N Panel , sudah diterapkan untuk Balai Pusair di Solo) . Dan rekan-rekannya yang sama-sama bertugas di instansi yang sama. Lalu team inilah yang ikut dalam proses pelaksanaan pembuatan Risha , sampai pengujian di laboratorium struktur.


Klipping Majalah Dinamika , Juli Agustus 2004 , Arief Sabaruddin  (penemu RISHA) memperkenalkan teknologi RISHA, rumah knock down / rumah bongkar pasang, rumah instan sederhana sehat,   RISHA dalam sebuah pameran. Rumah Risha tadinya akan dilunsurkan bulan Agustus 2004, namun diundur peluncurannya bulan Desember tanggal 20 , tahun 2004
 
Hasil Kerja Tim RISHA , para sdm di  Puskim Bandung, untuk memproduksi Panel RISHA, lalu mengujinya di Lab Struktur, dan membuat rumah contoh. 



Rumah Instan Sederhana Sehat Risha , idenya dari Lego

Konsepnya, menurut Arief Sabaruddin, adalah Konsep Lego .Terinspirasi oleh Lego, mainan anak . Yang bisa dirangkai, dirakit. Tetapi ukuran dasarnya standar , hanya 3 macam.


Sebenarnya teknologi Risha ini sudah bertahun-tahun sebelumnya dipikirkan dan diutak atik di atas lembaran kertas , oleh Arief Sabaruddin.

Rumah Instan Sederhana Sehat, rumah contoh Risha di Puskim Cileunyi Kabupaten Bandung 

Sudah lahir pemikiran dan ide Risha sejak tahun 2002.

Penelitiannya di Lab Struktur Puslitbang Permukiman (Cileunyi Kab Bandung), Balitbang, Kementerian PU baru dilaksanakan awal tahun 2004,. Bersama Tim penelitian Risha, dan rekan peneliti (yang namanya ikut didaftarkan dalam paten ), maka produk Risha yang pertama dibuat, lalu diuji coba di Lab Struktur Puskim Bandung. Untuk launching, kemudian dibuat rumah contoh. Tadinya akan dilaunching Agustus 2004, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya launching diundur jadi 20 Desember 2004.

Teknologi Risha baru bisa launching /diluncurkan 20 Desember 2004.

Idenya sudah ada sejak lama. LEGO, ini yang menginspirasi Arief Sabaruddin. Sebuah produk yang tampak simple sederhana, lahir dari proses pemikiran yang panjang , kompleks,mungkin juga rumit ,dan mendalam.
Sebaliknya , sebuah produk yang rumit, saat diterapkan juga tiak simple, biasanya lahir dari proses berpikir instan , kurang mendalam.

Ide Teknologi RISHA ,adalah dari LEGO , demikian menurut penemu RISHA ,Arief Sabaruddin. Dalam Tabloid Rumah , Juni 2005.



Sebuah konsep yang tampak simple sederhana ini, sebenarnya melalui proses pemikiran yang tidak sederhana, rumit dan panjang. Dalam proses perjalanan idenya akan terus disempurnakan. Sampai akhirnya ide tersebut dituangkan dalam bentuk produk, direalisasikan di Lab Struktur Puskim (Balitbang Kementerian PU , duu sempat sebagai Kementeria Kimpraswil) Bandung. Dilakukan percobaan pengujian, dan ternyata panel-panel Risha ini tahan gempa.

Arief Sabaruddin (memegang kamera handycam) bersama Team Risha dari Puskimsedang melaksanaan pembuata Risha. Tampak cetakan-cetakan  sedang dipersiapkan.Tampak Arief Sabaruddin sedang membuat dokumentasi . 



Gagasan ini tumbuh juga demi memenuhi target Sejuta Rumah , atas himbauan Menteri Kimprawil. Juga utk pemenuhan kebutuhan rumah khususnya masyarakat MBR.
Menurut Arief Sabaruddin, dalam pemikirannya, terbayang nanti Panel-panel Risha , sepertinya juga potongan Lego, bisa diproduksi secara massal alias pabrikasi.

Diharapkan, pabrikasi panel Risha ini dapat memakmurkan UMKM , menyerap tenaga kerja, dan menghidupkan perekenomian.
Jadi ketika ada kebutuhan mendesak, panel-panelnya sudah tersedia dan siap beli dari para UKM , atau para industri rumahan.

Intinya adalah, niat dan motivasi  kuat :

1. Mengatasi backlog perumahan. Perlu percepatan pembangunan perumahan , dengan cara  membuat pabrikasi rumah.

2. Mengurangi  tingkat kesalahan tukang dalam membuat kolom praktis  rumah, dengan mencetak panel-panel beton yang didesain dengan berbagai perhitungan  cermat. Terutama dalam penulangannya.

3.  Dibuat mudah untuk diangkut secara manual oleh manusia,jika tidak ada alat berat dan alat angkut.

4.   Pabrikasi rumah diharap bisa menghidupkan UMKM dan menyerap tenaga kerja.

5.  Biaya produksi terkontrol


Nah , sebenarnya sudah sejak lama ia ingin merealisasikan idenya . Sebenarnya tahun 2002, saat Puskim bekerja sama dengan Koica Korea, ia juga sudah ingin menuangkannya dalam bentuk karya. Saat itu perwakilan Koica Korea sempat tertarik dengan idenya. Namun rupanya belum waktunya ide Risha ini ia tuangkan. Karena belum bisa di ACC .

Baru pada awal tahun 2004 , ia mendapat kesempatan dibantu tim , untuk merealisasikan dan menguji teknologi ini.
Dari tekad ingin segera adanya industri pabrikasi rumah secara massal , cepat, murah, dan menyerap tenaga kerja padat karya, ternyata ada bonus nilai tambah. Risha ternyata tahan gempa setelah lewat pengujian.

Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung. 

Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung.

Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung.

Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung.

Team  RISHA  saat dalam proses pengujian Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung.

Team  RISHA  saat dalam proses pengujianPanel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung.

Team  RISHA  saat dalam proses pengujian Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari  tahun 2004. Di Lab struktur  Puskim , Cileunyi  , Kabupaten Bandung.



VIDEO, BUKU DAN BUKU PETUNJUK TENTANG RISHA

Untuk melengkapi penemuannya ini, Arief Sabaruddin juga menyertai produk Risha dengan berbagai kelengkapan penunjang. Seperti menuangkan SOP, buku petunjuk , dan segala petunjuk teknis dalam sebuah tulisan dan dalam bentuk CD. Sehingga siapapun yng akan memproduksi Risha dapat menemukan petunjuk tata caranya serta detailnya. Ini memudahkan untuk pelatihan dan transfer knowledge . Sebuah file buku lengkap dengan foto step by step , dan produk yang pernah dibuat, terutama di Aceh.

Buku Membangun RISHA Griya Kreasi

Tahun 2005. Sebuah penerbit buku (Griya Kreasi/ Penebar Swadaya) menawarkan agar tentang Teknologi Risha dibukukan. Griya Kreasi ini hadir saat Arief Sabaruddin sedang presentasi tentang Teknologi RISHA di sebuah PTS di DKI Jakarta. Setelah ikut menyaksikan presentasi di perguran tinggi tersebut, pihak penerbit menawarkan agar diterbitkan saja jadi buku,lalu meminta nomor kontak Arief Sabaruddin.

Ceritanya, pada tahun 2005, Kepala Balitbang Kementerian PU yang baru (menggantikan Pak Rustam Syarif) , adalah Pak Basoeki Hadimuljono (Menteri PUPR 2015-2024). Beliaulah yang meminta Arief Sabaruddin untuk presentasi tentang Risha di PTS tersebut. Maka dari Bandung, Arief Sabaruddin dengan menyetir jeep taft tua kesayangannya melaju ke kediaman Pak Bas. Di Bekasi. Lalu menumpang parkir , mobilnya disimpan dulu di kediaman Pak Bas, lalu berangkat bersama dengan Pak Bas , dengan kendaraan Pak Bas menuju ke PTS tersebut. Untuk presentasi.

Usai presentasi di kampus tersebutlah, Pak Suami , Arief Sabaruddin dihampiri oleh seseorang dari penerbit Griya Kreasi. Yang tertarik dengan apa yang dipresentasikan , tentang teknologi Risha, rumah instan sederhana sehat. Menawarkan agar materi yang dipresentasikan untuk diterbitkan.

Maka terjalinlah kerja sama kontrak dengan Griya Kreasi, menerbitkan buku membangun Risha. Dengan sebagian besr royalti dibayar dimuka, selanjutnya royalti dicicil tergantung berapa besar penjualan. dan ternyata cetakan pertama habis terjual.

Dulu itu menerbitkan buku , penulisnya dibayar, bukan membayar.

Masih tentang Buku Membangun Risha. Penerbit tersebut dari Griya Kreasi, satu grup dengan penerbit Majalah Trubus. Dalam menerbitkan buku ini, yang ia tulis versi pop, ia mengajak beberapa rekan Tim Risha dari Puskim , untuk kontribusi foto dan bahan.

Sementara secara keseluruhan ia sendiri yang menuangkan dalam bentuk tulisan, mengedit kelengkapan fotonya. Sesuai dengan kebiasaannya menulis jurnal dan mengajar di fakultas Teknik jurusan Arsitektur Unpar Bandung. Jadi , ada pola pikir dan cara kerja terstruktur dalam bekerja , termasuk dalam menyusun buku.

Yup, seperti yang saya ketahui, beliau jika mempunyai ide dan ingin merealisasikannya, tak pernah lupa menggandeng siapa saja rekan kerjanya. Salah satunya ingin menginspirasi dan menyemangati lingkungan, agar selalu semangat dalam berkarya dan menuangkan pemikirannya untuk kemaslahatan bangsa, negara , sesama dan lingkungan.

Buku Membangun RISHA, ditulis  setelah ada tawaran dari Penerbit Griya Kreasi , setelah menyimak Arief Sabaruddin  selesai presentasi  tentang RISHA.  Presentasi  tersebut berkat jasa Pak Bas (dulu Kabalitbang PU) yang tahun 2015-2024 menjadi  Menteri PUPR . Pak Bas yang mengajak untuk presentasi tentang RISHA di sebuah PTS tersebut. 

Kesempatan menulis buku ini memang setelah presentasi di PTS di Jakarta, karena diajak Pak Bas semasa sebagai Pak Bas menjabat Kabalitbang PU saat itu (2005). Terimakasih kepada Pak Bas, Menteri PUPR sekarang, dan Pak Presiden Jokowi, yang mempercayakan teknologi Risha untuk membantu para korban bencana. Saya selalu menyertai semua dengan doa , agar karya- karya Arief Sabaruddin (sebagai pak suami), dan karya-karya lain dari para peneliti Puskim dan Balitbang (sekarang Bintek) bisa menjadi ladang amal yang mengalir dlm ridhoNya , memberikan kemaslahatan manfaat sebesar-besarnya bagi segenap bangsa dan negara. Terutama bagi korban bencana, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Kebahagiaan itu, saat manfaat pemikiran dan karya, dapat menyentuh masyarakat kecil, MBR .

Karena membangun rumah, adalah membangun kehidupan. Membangun perumahan adalah membangun peradaban. Sumber daya manusia yang mumpuni, terlahir dari rumah dan lingkungan permukiman yang layak huni.

Puskim tidak hanya punya teknologi RISHA.
Banyak teknologi lain yang dihasilkan para penelitinya.
Tim Puskim juga sebagai gudangnya para peneliti yang memiliki etos kerja mumpuni.

Sebetulnya banyak sekali karya-karya bagus dari Puskim, sebagai contoh selimut tahan api oleh pak Achmad, C-plus oleh Pak Sutaji , N Panel oleh Pak Nana Puja , Rika Rumah Instan Kayu oleh bu Anita Firmanti, Rumah Susun Modular mahasiswa (ITB, Jatinangor) , dan masih banyak lagi.
Sayang belum tersosialisasi semua.

Semua peneliti di Balitbang kementerian PUPR (Puskim, Pusair, Pusjatan) mendapat kesempatan yang sama untuk berkarya di Puskim. Semua mendapat fasilitas yang sama, dilaunching juga oleh Pak Menteri, dan karyanya juga dapat ditawarkan kepada pasar dan masyarakat. Semua kesempatannya sama.
Dan semua karya bisa dimanfaatkan.


Video Pertama Sosialisasi tentang Risha (Buatan Sendiri, belajar Otodidak)

Selain itu Arief Sabaruddin , untuk melengkapi informasi visual yang mudah dicerna, tentang maksud tujuan dibuatnya teknologi Risha , ia membuat video .

Bahan video informasi Risha ini , mulai dari syuting menggunakan handycamp pribadi yang ia bawa dari rumah. Juga foto-foto. Proses pembuatan dan pengujianpun ia dokumentasikan dengan rapih. Sep by step nya baik potongan video dan foto , ia garap di rumahnya sendiri. Menggunakan PC.

Saat itu teknologi pembuatan video belum semudah dan secanggih sekarang. Kalau mau memproduksi video kudu membayar PH (Production House) yang lumayan mahal. Untuk menghemat, maka dengan memanfaatkan aplikasi ULEAD , diproduksilah video tentang Risha ini.

Untung dubing naratornya, suara saya , istrinya. Jadi praktis. Hanya saja proses rekaman suara dilakukan di rumah yang tidak kedap suara, jadi harus siap suara-suara hujan ikut masuk. Atau tukang bakso yang lewat depan rumah.Namanya juga rumah BTN , yang sangat rapat kiri kanan depan. Beruntung anak kami dan teman-temannya mau di suruh diam tak bersuara saat menit-menit merekam suara.

Jadi mohon maaf untuk ketidak sempurnaan video ini, plus suara saya yang mengucap knock down dengan logat Sunda banget, tidak ada logat Inggrisnya sama sekali .


Malamnya video sudah harus dirender, besoknya di bawa ke kantor, kemudikan diperbanyak.

Video itulah yang diperbanyak, dan di minta oleh Bapak Rustam Syarif (Kabalitbang saat itu) sebagai salah satu alat demo memperkenalkan teknologi Risha. Di ruangan Pak Kaba Rustam Syarif sudah ada VCD player dan layar monitornya. Jadi jika ada tamu , beliau akan memutarkan video tersebut.

Klipping Majalah Bisnis Internasional , Oktober 2004, wawancara dengan Bapak Dr Ir Roestam Sjarief , MNRM, sebagai Kabalitbang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil)  atau PU , beliau memperkenalkan RISHA  , Rumah Instan Sederhana Sehat. Juga tentang Lembaga Litbang 




Bapak Rustam Syarif yang sangat memberikan dukungan dan semangat. Juga Ibu NanaTerangna Ginting yang selalu juga memberi semangat,

Peluncuran Risha tadinya mau bulan Agustus 2004, tapi diundur menjadi 20 Desember 2004.

Tepat sepekan kemudian, 26 Desember 2004 , tragedi yang memilukan dan membuat dunia berduka , gempa dan tsunami Aceh. Para donatur dunia ikut berdatangan membantu nestapa korban gempa tsunami. Tentu agak mengejutkan, karena banyak mata langsung mengarah ke RISHA yang baru diluncurkan. Katanya rumah instan dan cepat bangun....Hayo tunjukkan . Katanya tahan gempa....hayo buktikan sekarang.......

Belum sempat melatih dan membangun jejaring di dunia industri rumah, mendadak tetiba harus bergerak .

Saat usai terjadi tsunami , seorang dari IOM (International Organisation of Migration) membaca tentang teknologi RISHA ini dari media , kalau tidak salah dari Harian Kompas.

Bill Hyde , Head of Indonesia Disaster Relief Program , IOM. Beliau datang langsung ke Cileunyi Kabupaten Bandung, Kantor Puskim. Menghubungi ibu Nana Terangna Ginting (Kepala Puskim) . Mempelajari lebih jauh tentang RISHA, proses pembuatannya . Arief Sabaruddin sebagai penemu menjelaskan tentang teknologi RISHA ini. Beiau terkagum-kagum ketika mengetahui RISHA itu hanya terdiri dari 3 panel yang saat dirakit bisa menghasilkan rumah dengan cepat.

Jadi merakit rumah dengan cepat karena ada panel-panel yang sudah jadi lewat pabrikasi. Yang kualitasnya juga bisa terukur. Asal mengikuti standar dan petunjuk yang telah dibuat.

Bill Hyde , Head of Indonesia Disaster Relief Program
Terjalinlah kerja sama , untuk mengatasi kebutuhan rumah yang mendesak. Bapak Kepala Balitbang PU Bapak Dr Ir Roestam Sjarif , MNRM, memerintahkan untuk segera memfollow up. Agar dibuatkan rumah contoh di Aceh.

Karena memang belum siap dengan produk Risha, hanya ada satu satunya produk, itu rumah contoh yang dipajang saat peluncuran.

Maka dibongkarlah rumah contoh Risha di Puskim Cileunyi Kab Bandung, dikirim ke Aceh menggunakan kapal dan truk.


Arief Sabaruddin di Aceh , memfoloow up pemindahan Rumah RISHA pertama di Bandung untuk diangkut  dengan kapal laut ke Aceh menjadi rumah contoh.  



Rumah RISHA pertama di PUSKIM BALITBANG departemen PU di Bandung ,awal  tahun 2005 dibongkar untuk dibawa ke Aceh,


rumah contoh pertama Risha , di Puskim Bandung  diluncurkan 20 Desember 2004, dibongkar untuk dikirim ke Aceh .  Menjadi rumah contoh  bagi korban gempa tsunami Aceh  26 Desember 2004


PABRIKASI RUMAH INSTAN RISHA 2005 DI ACEH , BAGI KORBAN GEMPA TSUNAMI 26 DESEMBER 2004.


Selanjutnya IOM membuat pabrikasi Rumah Risha untuk keperluan di Aceh. Produksinya dengan melibatkan warga setempat, pengusaha disana, direkrutlah tenaga kerja dari Pulau Jawa untuk merealisasikan produksi panel Risha. Warga setempat mulai dilibatkan.

Adalah John Stephen Cook. Head of Mission IOM Indonesia , yang sangat mengapresiasi RISHA ini. Begitu bersemangat untuk mengembangkan pabrikasi panel Risha dan perakitannya.
Karenanya, saat RISHA baru diluncurkan, langsung ada tantangan untuk betul-betul merealisasikan pabrikasi rumah ini.Team dari Puskim bergerak. Menurut Arief Sabaruddin, team yang solid, kompak dan bersemangat , bekerja dengan hati , telah melancarkan pengujian dan peluncuran RISHA, namun yang lebih di atas segalanya, adalah ridho Allah , dan niat kuat ingin mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa dan negeri tercinta. Membantu percepatan bantuan rumah tinggal bagi korban gempa tsunami Aceh 26 Desember 2004.

Seorang pensiunan Puskim , Pak Bonar direkrut oleh IOM untuk memfollow up pabrikasi di Aceh, langsung di lapangan. Beliaulah (alm) yang ikut berjasa memantau kualitas RISHA di Aceh. Langsung di lapangan.



John Stephen Cook , Head of Mission IOM Indonesia , memimpin bala bantuan rumah untuk korban tsunami dan gempa Aceh 26 des 2004 . Bantuan rumah bongkar pasang RISHA tahun 2005. 

John Steven Cook, Head of Mission IOM Indonesia (International Organisation of Migrasion) , ikut
 turun tangan dalam merakit panel-panel Risha, tahu 2005, dalam rangka rehabilitasi paska  gempa tsunami Aceh Desember 2004. Sangat bersemangat  mempercepat rekonstruksi Aceh.


Video Pabrikasi Rumah Instan RISHA yang pertama di Indonesia , tahun 2005 di Aceh , yang dibangun oleh IOM International Organisation of Migration 




ideo Pabrikasi Rumah Instan RISHA yang pertama di Indonesia , tahun 2005 di Aceh , yang dibangun oleh IOM International Organisation of Migration 


 
ideo Pabrikasi Rumah Instan RISHA yang pertama di Indonesia , tahun 2005 di Aceh , yang dibangun oleh IOM International Organisation of Migration 

ideo Pabrikasi Rumah Instan RISHA yang pertama di Indonesia , tahun 2005 di Aceh , yang dibangun oleh IOM International Organisation of Migration 


rumah RISHA di Aceh , bantuan IOM 2005, untuk korban gempa tsunami Aceh  26 Desember 2004



Pembangunan Rumah Instan RISHA ,tahun 2005,

di  Aceh Pasca Gempa Tsunami 26 Desember 2004, 

berdasarkan klipping berita IOM



Bangunan sementara, rumah bongkar pasang/ knock down,  yang diproduk lewat proses pabrikasi yang melibatkan tenaga kerja lokal , memberdayakan penduduk. Bangunan untuk kantor, klinik dll dari   teknologi Risha (Rumah Instan Sedernaha Sehat ) di Nangroe Aceh Darussalam , yang dibangun oleh IOM (International Organisation of Migration) , dengan sumber dana dari donatur Internasional (Usaid, Australia , Jerman, Inggris  , Jepang dll) . Untuk korban gempa tsunami Aceh 26 Desember  2004.



Klipping berita majalah IOM (International Organsation of Migration) , bangunan Sekolah dari panel Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat) , dibangun di Aceh 2005  untuk korban gempa tsunami . 


Rumah Instan RISHA , Bisa Dipindahkan

Rumah instan ini dipilih karena bisa dibangun di lahan yang bukan milik , dan nantinya bisa dibongkar pasang lalu dipindahkan. Selain itu bisa dibuat menjadi rumah panggung di atas lahan yang becek.

Kebahagiaan itu

1. Adalah ketika berkarya ,hasil pemikiran , manfaatnya mengalir
- membantu rakyat kecil dengan menyerap tenaga kerja , menekan pengangguran
- membantu percepatan pengadaan rumah bagi MBR dan korban bencana
- mengembangkan ekonomi kerakyatan , bagi UKM, UMKM untuk memproduksi hasil karya pemikiran .
- memberi korban bencana kesempatan ikut berproduksi (UPK bagi tenaga kerja dari korban bencana)
- multiply effect , dalam pemberdayaan dan perekonomian bangsa.
2. Adalah pengakuan internasional tentang karya anak bangsa. Sebuah rasa syukur ketika organisasi asing berkelas dunia , IOM (International Organisation of Migration) yang menggunakan RISHA , mengakui kehandalan penemuan ini, Saat itu donatur asing akhirnya memercayakan dana bantuannya lewat IOM untuk rumah pengungsi.
3. Adalah ketika pemikiran dan ide /gagasan , bisa menginspirasi banyak orang untuk membuat temuan-temuan dan ciptaan ide yang baru. Sejak diluncurkannya Risha , maka banyak ide-ide rumah instan lainnya. Artinya jika setiap karya kita bisa menumbuhkan inspirasi di masyarakat , mereka terinspirasi untuk ikut berkreatifitas, di sanalah pahala akan terus mengalir.... selaras dengan manfaatnya.



Dalam Buku yang diterbitkan oleh IOM ini, ada kesalahan yang perlu diralat , teks gambar ini menyatakan bahwa RISHA itu dikembangkan di Institut Teknologi Bandung. Mungkin karena  ITB terkenal dengan  orang-orang pintar dan cerdas, jadi karya seperti RISHA ini pantasnya  lahir di ITB. Itu hanya persepsi  sudut pandang  penulis bukunya. Padahal  ada lembaga PUSKIM dimana  para peneliti ditempa proses kerja yang membuat pola pemikiran peneliti terstruktur dan berkembang. RISHA adalah penemuan Arief Sabaruddin, peneliti di Puskim , Balitbang Kementerian PU (sekarang Bintek Kementerian PUPR).












Tawa Ceria Bochkorban gempa tsunami di Aceh, setelah mendapat bantuan rumah RISHA dari IOM, rumah penemuan PUSKIM  , Balitbang , kementerian PU .