|
Rumah Instan Sederhana Sehat, rumah contoh Risha di Puskim Cileunyi Kabupaten Bandung |
Sudah lahir pemikiran dan ide Risha sejak tahun 2002.
Penelitiannya di Lab Struktur Puslitbang Permukiman (Cileunyi Kab Bandung), Balitbang, Kementerian PU baru dilaksanakan awal tahun 2004,. Bersama Tim penelitian Risha, dan rekan peneliti (yang namanya ikut didaftarkan dalam paten ), maka produk Risha yang pertama dibuat, lalu diuji coba di Lab Struktur Puskim Bandung. Untuk launching, kemudian dibuat rumah contoh. Tadinya akan dilaunching Agustus 2004, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya launching diundur jadi 20 Desember 2004.
Teknologi Risha baru bisa launching /diluncurkan 20 Desember 2004.
Idenya sudah ada sejak lama. LEGO, ini yang menginspirasi Arief Sabaruddin. Sebuah produk yang tampak simple sederhana, lahir dari proses pemikiran yang panjang , kompleks,mungkin juga rumit ,dan mendalam.
Sebaliknya , sebuah produk yang rumit, saat diterapkan juga tiak simple, biasanya lahir dari proses berpikir instan , kurang mendalam.
|
Ide Teknologi RISHA ,adalah dari LEGO , demikian menurut penemu RISHA ,Arief Sabaruddin. Dalam Tabloid Rumah , Juni 2005.
|
Sebuah konsep yang tampak simple sederhana ini, sebenarnya melalui proses pemikiran yang tidak sederhana, rumit dan panjang. Dalam proses perjalanan idenya akan terus disempurnakan. Sampai akhirnya ide tersebut dituangkan dalam bentuk produk, direalisasikan di Lab Struktur Puskim (Balitbang Kementerian PU , duu sempat sebagai Kementeria Kimpraswil) Bandung. Dilakukan percobaan pengujian, dan ternyata panel-panel Risha ini tahan gempa.
|
Arief Sabaruddin (memegang kamera handycam) bersama Team Risha dari Puskimsedang melaksanaan pembuata Risha. Tampak cetakan-cetakan sedang dipersiapkan.Tampak Arief Sabaruddin sedang membuat dokumentasi . |
Gagasan ini tumbuh juga demi memenuhi target Sejuta Rumah , atas himbauan Menteri Kimprawil. Juga utk pemenuhan kebutuhan rumah khususnya masyarakat MBR.
Menurut Arief Sabaruddin, dalam pemikirannya, terbayang nanti Panel-panel Risha , sepertinya juga potongan Lego, bisa diproduksi secara massal alias pabrikasi.
Diharapkan, pabrikasi panel Risha ini dapat memakmurkan UMKM , menyerap tenaga kerja, dan menghidupkan perekenomian.
Jadi ketika ada kebutuhan mendesak, panel-panelnya sudah tersedia dan siap beli dari para UKM , atau para industri rumahan.
Intinya adalah, niat dan motivasi kuat :
1. Mengatasi backlog perumahan. Perlu percepatan pembangunan perumahan , dengan cara membuat pabrikasi rumah.
2. Mengurangi tingkat kesalahan tukang dalam membuat kolom praktis rumah, dengan mencetak panel-panel beton yang didesain dengan berbagai perhitungan cermat. Terutama dalam penulangannya.
3. Dibuat mudah untuk diangkut secara manual oleh manusia,jika tidak ada alat berat dan alat angkut.
4. Pabrikasi rumah diharap bisa menghidupkan UMKM dan menyerap tenaga kerja.
5. Biaya produksi terkontrol
Nah , sebenarnya sudah sejak lama ia ingin merealisasikan idenya . Sebenarnya tahun 2002, saat Puskim bekerja sama dengan Koica Korea, ia juga sudah ingin menuangkannya dalam bentuk karya. Saat itu perwakilan Koica Korea sempat tertarik dengan idenya. Namun rupanya belum waktunya ide Risha ini ia tuangkan. Karena belum bisa di ACC .
Baru pada awal tahun 2004 , ia mendapat kesempatan dibantu tim , untuk merealisasikan dan menguji teknologi ini.
Dari tekad ingin segera adanya industri pabrikasi rumah secara massal , cepat, murah, dan menyerap tenaga kerja padat karya, ternyata ada bonus nilai tambah. Risha ternyata tahan gempa setelah lewat pengujian.
|
Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
|
Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
|
Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
|
Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
|
Team RISHA saat dalam proses pengujian Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
|
Team RISHA saat dalam proses pengujianPanel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
|
Team RISHA saat dalam proses pengujian Panel RISHA , rumah instan sederhana sehat, saat dalam tahap pengujian Januari /Februari tahun 2004. Di Lab struktur Puskim , Cileunyi , Kabupaten Bandung. |
VIDEO, BUKU DAN BUKU PETUNJUK TENTANG RISHA
Untuk melengkapi penemuannya ini, Arief Sabaruddin juga menyertai produk Risha dengan berbagai kelengkapan penunjang. Seperti menuangkan SOP, buku petunjuk , dan segala petunjuk teknis dalam sebuah tulisan dan dalam bentuk CD. Sehingga siapapun yng akan memproduksi Risha dapat menemukan petunjuk tata caranya serta detailnya. Ini memudahkan untuk pelatihan dan transfer knowledge . Sebuah file buku lengkap dengan foto step by step , dan produk yang pernah dibuat, terutama di Aceh.
Buku Membangun RISHA Griya Kreasi
Tahun 2005. Sebuah penerbit buku (Griya Kreasi/ Penebar Swadaya) menawarkan agar tentang Teknologi Risha dibukukan. Griya Kreasi ini hadir saat Arief Sabaruddin sedang presentasi tentang Teknologi RISHA di sebuah PTS di DKI Jakarta. Setelah ikut menyaksikan presentasi di perguran tinggi tersebut, pihak penerbit menawarkan agar diterbitkan saja jadi buku,lalu meminta nomor kontak Arief Sabaruddin.
Ceritanya, pada tahun 2005, Kepala Balitbang Kementerian PU yang baru (menggantikan Pak Rustam Syarif) , adalah Pak Basoeki Hadimuljono (Menteri PUPR 2015-2024). Beliaulah yang meminta Arief Sabaruddin untuk presentasi tentang Risha di PTS tersebut. Maka dari Bandung, Arief Sabaruddin dengan menyetir jeep taft tua kesayangannya melaju ke kediaman Pak Bas. Di Bekasi. Lalu menumpang parkir , mobilnya disimpan dulu di kediaman Pak Bas, lalu berangkat bersama dengan Pak Bas , dengan kendaraan Pak Bas menuju ke PTS tersebut. Untuk presentasi.
Usai presentasi di kampus tersebutlah, Pak Suami , Arief Sabaruddin dihampiri oleh seseorang dari penerbit Griya Kreasi. Yang tertarik dengan apa yang dipresentasikan , tentang teknologi Risha, rumah instan sederhana sehat. Menawarkan agar materi yang dipresentasikan untuk diterbitkan.
Maka terjalinlah kerja sama kontrak dengan Griya Kreasi, menerbitkan buku membangun Risha. Dengan sebagian besr royalti dibayar dimuka, selanjutnya royalti dicicil tergantung berapa besar penjualan. dan ternyata cetakan pertama habis terjual.
Dulu itu menerbitkan buku , penulisnya dibayar, bukan membayar.
Masih tentang Buku Membangun Risha. Penerbit tersebut dari Griya Kreasi, satu grup dengan penerbit Majalah Trubus. Dalam menerbitkan buku ini, yang ia tulis versi pop, ia mengajak beberapa rekan Tim Risha dari Puskim , untuk kontribusi foto dan bahan.
Sementara secara keseluruhan ia sendiri yang menuangkan dalam bentuk tulisan, mengedit kelengkapan fotonya. Sesuai dengan kebiasaannya menulis jurnal dan mengajar di fakultas Teknik jurusan Arsitektur Unpar Bandung. Jadi , ada pola pikir dan cara kerja terstruktur dalam bekerja , termasuk dalam menyusun buku.
Yup, seperti yang saya ketahui, beliau jika mempunyai ide dan ingin merealisasikannya, tak pernah lupa menggandeng siapa saja rekan kerjanya. Salah satunya ingin menginspirasi dan menyemangati lingkungan, agar selalu semangat dalam berkarya dan menuangkan pemikirannya untuk kemaslahatan bangsa, negara , sesama dan lingkungan.
|
Buku Membangun RISHA, ditulis setelah ada tawaran dari Penerbit Griya Kreasi , setelah menyimak Arief Sabaruddin selesai presentasi tentang RISHA. Presentasi tersebut berkat jasa Pak Bas (dulu Kabalitbang PU) yang tahun 2015-2024 menjadi Menteri PUPR . Pak Bas yang mengajak untuk presentasi tentang RISHA di sebuah PTS tersebut. |
Kesempatan menulis buku ini memang setelah presentasi di PTS di Jakarta, karena diajak Pak Bas semasa sebagai Pak Bas menjabat Kabalitbang PU saat itu (2005). Terimakasih kepada Pak Bas, Menteri PUPR sekarang, dan Pak Presiden Jokowi, yang mempercayakan teknologi Risha untuk membantu para korban bencana. Saya selalu menyertai semua dengan doa , agar karya- karya Arief Sabaruddin (sebagai pak suami), dan karya-karya lain dari para peneliti Puskim dan Balitbang (sekarang Bintek) bisa menjadi ladang amal yang mengalir dlm ridhoNya , memberikan kemaslahatan manfaat sebesar-besarnya bagi segenap bangsa dan negara. Terutama bagi korban bencana, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Kebahagiaan itu, saat manfaat pemikiran dan karya, dapat menyentuh masyarakat kecil, MBR .
Karena membangun rumah, adalah membangun kehidupan. Membangun perumahan adalah membangun peradaban. Sumber daya manusia yang mumpuni, terlahir dari rumah dan lingkungan permukiman yang layak huni.
Puskim tidak hanya punya teknologi RISHA.
Banyak teknologi lain yang dihasilkan para penelitinya.
Tim Puskim juga sebagai gudangnya para peneliti yang memiliki etos kerja mumpuni.
Sebetulnya banyak sekali karya-karya bagus dari Puskim, sebagai contoh selimut tahan api oleh pak Achmad, C-plus oleh Pak Sutaji , N Panel oleh Pak Nana Puja , Rika Rumah Instan Kayu oleh bu Anita Firmanti, Rumah Susun Modular mahasiswa (ITB, Jatinangor) , dan masih banyak lagi.
Sayang belum tersosialisasi semua.
Semua peneliti di Balitbang kementerian PUPR (Puskim, Pusair, Pusjatan) mendapat kesempatan yang sama untuk berkarya di Puskim. Semua mendapat fasilitas yang sama, dilaunching juga oleh Pak Menteri, dan karyanya juga dapat ditawarkan kepada pasar dan masyarakat. Semua kesempatannya sama.
Dan semua karya bisa dimanfaatkan.
Video Pertama Sosialisasi tentang Risha (Buatan Sendiri, belajar Otodidak)
Selain itu Arief Sabaruddin , untuk melengkapi informasi visual yang mudah dicerna, tentang maksud tujuan dibuatnya teknologi Risha , ia membuat video .
Bahan video informasi Risha ini , mulai dari syuting menggunakan handycamp pribadi yang ia bawa dari rumah. Juga foto-foto. Proses pembuatan dan pengujianpun ia dokumentasikan dengan rapih. Sep by step nya baik potongan video dan foto , ia garap di rumahnya sendiri. Menggunakan PC.
Saat itu teknologi pembuatan video belum semudah dan secanggih sekarang. Kalau mau memproduksi video kudu membayar PH (Production House) yang lumayan mahal. Untuk menghemat, maka dengan memanfaatkan aplikasi ULEAD , diproduksilah video tentang Risha ini.
Untung dubing naratornya, suara saya , istrinya. Jadi praktis. Hanya saja proses rekaman suara dilakukan di rumah yang tidak kedap suara, jadi harus siap suara-suara hujan ikut masuk. Atau tukang bakso yang lewat depan rumah.Namanya juga rumah BTN , yang sangat rapat kiri kanan depan. Beruntung anak kami dan teman-temannya mau di suruh diam tak bersuara saat menit-menit merekam suara.
Jadi mohon maaf untuk ketidak sempurnaan video ini, plus suara saya yang mengucap knock down dengan logat Sunda banget, tidak ada logat Inggrisnya sama sekali .
Malamnya video sudah harus dirender, besoknya di bawa ke kantor, kemudikan diperbanyak.
Video itulah yang diperbanyak, dan di minta oleh Bapak Rustam Syarif (Kabalitbang saat itu) sebagai salah satu alat demo memperkenalkan teknologi Risha. Di ruangan Pak Kaba Rustam Syarif sudah ada VCD player dan layar monitornya. Jadi jika ada tamu , beliau akan memutarkan video tersebut.
|
Klipping Majalah Bisnis Internasional , Oktober 2004, wawancara dengan Bapak Dr Ir Roestam Sjarief , MNRM, sebagai Kabalitbang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) atau PU , beliau memperkenalkan RISHA , Rumah Instan Sederhana Sehat. Juga tentang Lembaga Litbang |
Bapak Rustam Syarif yang sangat memberikan dukungan dan semangat. Juga Ibu NanaTerangna Ginting yang selalu juga memberi semangat,
Peluncuran Risha tadinya mau bulan Agustus 2004, tapi diundur menjadi 20 Desember 2004.
Tepat sepekan kemudian, 26 Desember 2004 , tragedi yang memilukan dan membuat dunia berduka , gempa dan tsunami Aceh. Para donatur dunia ikut berdatangan membantu nestapa korban gempa tsunami. Tentu agak mengejutkan, karena banyak mata langsung mengarah ke RISHA yang baru diluncurkan. Katanya rumah instan dan cepat bangun....Hayo tunjukkan . Katanya tahan gempa....hayo buktikan sekarang.......
Belum sempat melatih dan membangun jejaring di dunia industri rumah, mendadak tetiba harus bergerak .
Saat usai terjadi tsunami , seorang dari IOM (International Organisation of Migration) membaca tentang teknologi RISHA ini dari media , kalau tidak salah dari Harian Kompas.
Bill Hyde , Head of Indonesia Disaster Relief Program , IOM. Beliau datang langsung ke Cileunyi Kabupaten Bandung, Kantor Puskim. Menghubungi ibu Nana Terangna Ginting (Kepala Puskim) . Mempelajari lebih jauh tentang RISHA, proses pembuatannya . Arief Sabaruddin sebagai penemu menjelaskan tentang teknologi RISHA ini. Beiau terkagum-kagum ketika mengetahui RISHA itu hanya terdiri dari 3 panel yang saat dirakit bisa menghasilkan rumah dengan cepat.
Jadi merakit rumah dengan cepat karena ada panel-panel yang sudah jadi lewat pabrikasi. Yang kualitasnya juga bisa terukur. Asal mengikuti standar dan petunjuk yang telah dibuat.
|
Bill Hyde , Head of Indonesia Disaster Relief Program |
Terjalinlah kerja sama , untuk mengatasi kebutuhan rumah yang mendesak. Bapak Kepala Balitbang PU Bapak Dr Ir Roestam Sjarif , MNRM, memerintahkan untuk segera memfollow up. Agar dibuatkan rumah contoh di Aceh.
Karena memang belum siap dengan produk Risha, hanya ada satu satunya produk, itu rumah contoh yang dipajang saat peluncuran.
Maka dibongkarlah rumah contoh Risha di Puskim Cileunyi Kab Bandung, dikirim ke Aceh menggunakan kapal dan truk.
|
Arief Sabaruddin di Aceh , memfoloow up pemindahan Rumah RISHA pertama di Bandung untuk diangkut dengan kapal laut ke Aceh menjadi rumah contoh. |
|
Rumah RISHA pertama di PUSKIM BALITBANG departemen PU di Bandung ,awal tahun 2005 dibongkar untuk dibawa ke Aceh, |
|
rumah contoh pertama Risha , di Puskim Bandung diluncurkan 20 Desember 2004, dibongkar untuk dikirim ke Aceh . Menjadi rumah contoh bagi korban gempa tsunami Aceh 26 Desember 2004
|
PABRIKASI RUMAH INSTAN RISHA 2005 DI ACEH , BAGI KORBAN GEMPA TSUNAMI 26 DESEMBER 2004.
Selanjutnya IOM membuat pabrikasi Rumah Risha untuk keperluan di Aceh. Produksinya dengan melibatkan warga setempat, pengusaha disana, direkrutlah tenaga kerja dari Pulau Jawa untuk merealisasikan produksi panel Risha. Warga setempat mulai dilibatkan.
Adalah John Stephen Cook. Head of Mission IOM Indonesia , yang sangat mengapresiasi RISHA ini. Begitu bersemangat untuk mengembangkan pabrikasi panel Risha dan perakitannya.
Karenanya, saat RISHA baru diluncurkan, langsung ada tantangan untuk betul-betul merealisasikan pabrikasi rumah ini.Team dari Puskim bergerak. Menurut Arief Sabaruddin, team yang solid, kompak dan bersemangat , bekerja dengan hati , telah melancarkan pengujian dan peluncuran RISHA, namun yang lebih di atas segalanya, adalah ridho Allah , dan niat kuat ingin mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa dan negeri tercinta. Membantu percepatan bantuan rumah tinggal bagi korban gempa tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Seorang pensiunan Puskim , Pak Bonar direkrut oleh IOM untuk memfollow up pabrikasi di Aceh, langsung di lapangan. Beliaulah (alm) yang ikut berjasa memantau kualitas RISHA di Aceh. Langsung di lapangan.
John Steven Cook, Head of Mission IOM Indonesia (International Organisation of Migrasion) , ikut
turun tangan dalam merakit panel-panel Risha, tahu 2005, dalam rangka rehabilitasi paska gempa tsunami Aceh Desember 2004. Sangat bersemangat mempercepat rekonstruksi Aceh.
ideo Pabrikasi Rumah Instan RISHA yang pertama di Indonesia , tahun 2005 di Aceh , yang dibangun oleh IOM International Organisation of Migration
ideo Pabrikasi Rumah Instan RISHA yang pertama di Indonesia , tahun 2005 di Aceh , yang dibangun oleh IOM International Organisation of Migration
Tidak ada komentar:
Posting Komentar