NGOPI DI PAPATONG, di Saung Papatong Lembang |
Survey ke Lembang
Bandung , Rabu Ceria. Tanggal 19 Juli 2017.
Senyum mentari selalu manis , ketika tarian awan
melukis pagi. Dedaunan selalu
cantik , ketika angin memainkan
orkestra alamnya. Bunga-bunga selalu indah
fantastik , selalu memainkan warna-warna
kenangan di hati kita.
Cieee.., cieee ... berpuisi nih . Sembari duduk di sebuah mobil dimana saya menumpang.
Mobil yang dikemudikan sahabat saya Bunda Yuni melaju lembut di atas lintasan kota Bandung menuju utara. Di sebelahnya Bunda Yuni duduk teman kami yang cantik Bunda Iis, dan senyum berlesung pipinya
selalu mengembang . Di samping saya duduk Bunda Elly dengan canda serunya yang
meramaikan perjalanan.
Biasalah, ceritanya emak-emak
Lolita. Fokusnya banyak tentang perkembangan cucu-cucu dengan tingkah polah yang bikin ketawa. Semisal
tentang cucunya Bunda Elly yang masih
usia 2 tahun setengah tapi sudah ikut play grup. Sempat mogok , minta ‘sekolahnya’ di rumah saja.
Mobil melaju teriring irama musik. Yup,
Bunda Yuni memang jempolan dalam
banyak hal. Salah satunya mengemudi
mobilnya mantap, di usia Lolita (lolos
Lima Puluh Tahun) masih cekatan mengemudikan sedan kecilnya yang ditumpangi sesama Enin-enin (= nenek ,bahasa Sunda).
Padahal lalu lintas kiwari Kota Bandung tidak segampang itu ditaklukkan. Perlu daya
konsentrasi tinggi plus kesabaran super , menghadapi amburadulnya
pengendara. Mulai dari roda dua yang
sering bikin kaget karena suka mendadak
nyalip menyerempet. Belum lagi yang parkir sembarangan, yang berhenti
mendadak, ditambah lautan kemacetan
rutin di seantero jalan.
Hari itu kami diajak Bunda Iis . Hatur nuhun pisan ya Bunda Iis , diajak survey ke lokasi dimana hari Sabtu
tanggal 22 Juli akan ada acara surprise bagi ibunda beliau yang genap berusia
90 tahun . Usia 90 tahun tapi masih tegap, sehat dan tidak pikun. Selalu penuh
senyum. Duuuh, alhamdulillah ya.
Hatur nuhun pisan juga ya Bunda
Yuni saya jadi ikut tamasya nih dengan menumpang mobilnya.
Saung Papatong, duuuh segarnya.
Jalan menuju Lembang berkelok
kelok setelah melewati Jalan Setiabudi teratas / paling utara. Jadi ingat
kenangan masa kecil, saat Lembang masih
berselimut sawah dan kebun , masih dingin berkabut, masih penuh warna
bunga.
Kini di sisi kanan kiri jalan
penuh dengan kedai-kedai kuliner dan
cafa serta restoran dan hotel / penginapan/bungalow. Menikmati indahnya Lembang , sampai juga kami di Saung Papatong. Papatong dalam bahasa Sunda artinya Capung..... Serangga cantik yang lincah dan ceria menghias alam yang masih asri .
Memasuki lapangan parkir yang
sangat luas, kami turun dari mobil. Dan ...... segaaaar..., udara yang adem,
langit yang teduh, semilir angin yang harum pegunungan. Aroma cemara,
rerumputan atau bunga.. entahlah. Yang jelas sensasi bahagia mengalir di antara nafas dan degup
jantung kami.
Rasa letihpun rontok seketika.Menyaksikan hamparan rumput hijau, gemericik air kolam, bebungaan , pepohonan, dan jernihnya
siang.
Saung Papatong Lembang, Segaaarrr , adem , asri dan indah |
Ada permintaan maaf terpampang , mohon
maaf jika suasana kurang nyaman. Lantaran
sedang ada pembangunan Guest House, Bungalow (sudah jadi, keren dan artisik sangat ) .Nanti juga akan ada kolam renang.
Saung Papatong Lembang |
Waaah, nantinya akan ada resto
yang luas dan dapat dijadikan hall tempat rapat, pertemuan, atau reuni .
Bisa juga untuk acara-acara besar seperti resepsi . Tampak gedung yang sedang
dalam tahap konstruksi.
Latar belakang nantinya ada resto dan hall yang lebih besar di Saung Papatong |
Namun sebagai resto unik
ada bangunan-bangunan yang telah berdiri , menawarkan kuliner
ala Karuhun Sundanya. Plus kuliner pelengkap lainnya khas Indonesia banget. Tapi juga ada kuliner pembauran dan kekinian semisal pisang goreng karamel gitu lho.
Bangunan yang sudah berdiri sebagai dapur dan front office membuat saya
terkagum-kagum. Jadi teringat rumah masa kecil di sebuah pedesaan di Gandok Ciumbuleuit Bandung, yang sekarang
sudah lenyap berubah menjadi galeri
Ciumbeluit.
Nuansa Tempo Dulu, tampilan Unik Antik dalam sajian kekinian, Saung Papatong, Lembang |
Saat menatap daun jendela-jendela
kayu solid / jati bercat hijau , dengan gaya
daun jendela yang sangat khas jadul . Ternyata
bangunan ini adalah replika rumah kenangan masa kecil pengelola Saung Papatong ini. Rumah aslinya dulu ada di kawasan Inhoftank
dan berdinding bilik anyaman bambu. Tapi
yang ada di Saung Papatong ini dindingnya diubah menjadi dinding bata.
Siapapun yang mengalami masa
kecil di wilayah Bandung dan Priangan akan terpikat habis oleh kenangan.
Apalagi saat kami dipersilahkan melepas
penat di antara meja-meja jati tua yang
kokoh. Dengan kursi-kursi antiknya.
Saung Papatong Lembang |
Saung Papatong Lembang |
Saung Papatong Lembang |
Ada sejenis meja bar namun berjajar
botol-botol minuman racikan bahan segar alami dengan nuansa rempah ala Indonesia tempo dulu. Yang notabene berkhasiat herbal
. Peralatannya juga bikin kesengsem. Benar-benar nuansa masa kecil tempo
dulu.
Termos air panas, kendi,
botol-botol minuman sirup natural ala
jadul, piring enamel berhias corak
kembang, gelas mug enamel seperti punya
saya empat puluh tahun silam. Asli kami dihanyutkan dalam buaian kenangan indah.
Nuansa Kenangan Tempo Dulu, dalam Gaya Cozy Kekinian , di Saung Papatong Lembang , Jalan Raya Lembang 171, Lembang, Jawa Barat |
Minuman dan Kuliner Kekinian Bernuansa Kenangan Tempo Dulu , Saung Papatong . Minuman Alami Berkhasiat Menyehatkan . |
Saung Papatong, saung-saung yang nyaman , suasana bersantap dengan kuliner warisan tradisi etnis setempat dan kuliner kekinian. |
Kuliner Di tengah Kenangan
Yaaay , Bunda Iis menraktir kami dengan makan siang di tengah hamparan suasana adem asri ini. Hatur
nuhun pisan.
Maka muncullah tempe mendoan panas dengan taburan cabai
rawit hijaunya. Kontan kami mengunyah
rasa crispy dan gurih yang melapisi tempe
mendoan ini.
Tempe Mendoan Saung Papatong Lembang |
Teh panas dalam gelas yang juga
antik modelnya , datang melengkapi obrolan dan diskusi kami, menyemarakkan suasana. Bunda Iis memang seksi sibuk sebagai panitia inti acara 22 Juli.
Sop Buntut , dengan potongan
sayurannya. Semangkuk nasi dan emping,
itu menu pilihan Bunda Yuni dan Bunda Elly. Saya memilih nasi Ayam Penyet saja. Coba mencicipi supnya, rasa gurih kaldu buntut sapi berkolaborasi dengan potongan kentang,
wortel, sayuran dan daun bawang.... Mmmm . Emping yang garing
renyah , kriuk-kriuk mengiringi
saat sup diseruput dan dikunyah.
Mmmm , Yummmy sop buntut warisan leluhur di Saung Papatong Lembang . |
Bunda Elly siap menyantap kuliner hangat ala Saung Papatong Lembang |
Ini menu pilihan saya, ayam Penyet yang bumbunya sangat meresap gurih sampai mantap. Ala Saung Papatong Lembang |
Ayam penyet yang saya pilih
benar-benar empuk dan bumbunya sangat
terserap sampai serat yang paling
dalam daging ayam gorengnya. Gurih rasa
bumbu olahan bawang dan rempah
kemungkinan diolah agak lama sehingga bumbunya betul-betul terasa dalam setiap
lembar sertanya. Spesial sih menurut saya.
Jujur saja saya suka sekali
sambalnya yang disajikan di dalam cobek batu mungil. Dengan lalaban , tempe dan
tahu. Nyam nyam. Nah Bunda Iis memilih nasi dengan bebek goreng. Wah, kabita jadinya.
Tapi karena perut kami sudah perut
Lolita , jadi hanya bisa satu jenis menu
saja.
Karuhun Premiunm, Minuman resep warisan leluhur , dengan kayu secang sebagai salah satu bahannya, berkhasiat herbal, rasa segar hangat, ala Saung Papatong |
Seruput
Minuman Secang Tradisionil Bernuansa
Herbal
Nah di Saung Papatong ada yang namanya Karuhun Premium, minuman berkhasiat warisan leluhur
Betul sekali, saat minuman hangat
ini tersaji dalam warna merah alami , natural tanpa tambahan zat pengawet atau
kimia. Bahan-bahannya memang natural ,
segar. Pantas saja saat menyeruput
kehangatannya ada rasa fantastis yang
mengalirkan hangat di kerongkongan dan tenggorokan.
Larutan gula disajikan terpisah
dalam gelas sloki mini. Saya memilih
tidak meminum dengan larutan gula, cukup minuman berkayu secang ini sudah terasa sangat lezat.
Rasa yang menyegarkan tubuh .
Menghilangkan penat .
Minuman Hangat dengan bahan secang , Saung Papatong Lembang #KaruhunPremium |
Saung Papatong ini baru lebih kurang setahun berdiri. Tadinya saung
ini berupa hamparan kebun sayuran yang teramat luas. Kini setelah dirintis
menjadi saung yang menyajikan kuliner , , owner mulai mengembangkan sayapnya untuk membuat
bungalow dan guest house serta nantinya
ada kolam renang dan galeri craft.
Ownernya pasangan Bpk Oscar dan
Fifi Jane memang sudah lama berkarya
craft dan souvenir bernuansa kulit asli. Produk mereka dapat disaksikan di Inacraft.
Btw, hatur nuhun ya Bunda Iskania
sudah menraktir kami dan mengajak jalan-jalan ke sini.
Saung Papatong yang Lokasinya di Jalan
raya Lembang 171, dari arah Bandung ada di sebelah kiri, tepat di tikungan ke
Jl Sersan Bajuri, lokasinya sejajar Tahu
Susu Lembang. Namun lebih ke selatan (
arah Bandung )
Untuk menyimak lebih jauh , bisa juga sih singgah di INSTAGRAM SAUNG PAPATONG
Untuk menyimak lebih jauh , bisa juga sih singgah di INSTAGRAM SAUNG PAPATONG
Hari Sabtu tanggal 22 Juli kami balik lagi kemari untuk hadir di acara Miladnya Bunda Hj Nyimas Atikah yang ke 90 . Wah, membaur di acara keluarga besar nih. Keluarga (alm) H RE Tossin Hadi Sasmitaatmadja , penuh hikmat dan ceria acaranya. Juga mengharukan.
#SaungPapatongLembang |
Saung Papatong Lembang Juli 2017 |
Saung Papatong Lembang Juli 2017
tags: #SaungPapatong #WisataLembang #KulinerSunda #KulinerHerbal #WisataBandung #SaungPapatongLembang
|
Saung PapatongTahun 2019
Yeaaaa.... keren
Mengintip Instagramnya Saung Papatong di
Mengintip Instagramnya Saung Papatong di
Ternyata cottage keren, cafe dan ruang pertemuan nya sudah jadi. Selain bisa menikmati makanan lokal , kita juga bisa bermanja ria dengan hidangan kuliner barat, serba grilled, serba steak.
Saung Papatong, sekarang ada cottage alias penginapan yang mirip bungalow , seger dan bikin betah |
ini ada di Saung Papatong lho |
Sarapan Pagi di tempat seperti ini....sesuatu banget...... sejuta kesan cantik |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar