CERITA KENANGAN, VIDEO INSTAGRAMKU
Puluhan tahun silam , saat masih bersekolah , mencoba melamar dan ikut test sebuah stasiun radio. Boleh mulai siaran sedikit sedikit, latihan di studio yang berlokasi di Bandung utara tersebut.
Sayangnya lokasi terlalu jauh dari rumah, rasanya bahagia banget ketika diterima di sebuah stasiun radio dekat rumah. Bisa jalan kaki atau naik motor.
Awal mulanya berminat siaran di radio, karena hobi membaca cerita dengan suara dikeraskan. Hobi membaca cerpen juga sudah dari kecil. Majalah Bobo, dan Kawanku, jadi majalah favorit yang selalu aku nanti terbitnya, biasanya di rumah juga pada rebutan. Nah, menikmati setiap cerpen adalah sesuatu banget.
Saking senangnya baca cerpen, suka mengulang ulang kisahnya. Dan membacanya dikeraskan seperti pembaca berita.
Dulu ibu guru yang pandai mengajarkan cara membaca yang baik, indah dengan intonasi cantik dan ekspresif, serta artikulasi yang bagus, adalah Ibu Elisabeth Sri Sukamti, guru kesayanganku di kelas 3 SD. Ibu guru yang pandai main drama. Juga pandai bercerita di kelas.
Karenanya aku jadi tertarik juga mengarang alias menulis.
Tambahan , adik bungsu ibuku, Farida Yunus, rajin mengajakku ke taman bacaan di jalan Sabang Bandung pinjam buku cerita. Kalau aku ulang tahun, diajak ke toko buku, memilih komik favorit. Buku cerita HC Andersen dari toko buku Kosmos di jalan Ciateul Bandung.
PERNYIAR LAGU INDOINESIA POP TERBARU
Saat melamar di stasiun radio dekat rumah, aku bahagia bisa keterima. Jadi jadwal siaranku, sepulang sekolah langsung ke stasiun radio untuk siaran.
Aku senang siaran di sini, karena disiapkan petugas operator, di stasiun sebelumnya aku siaran dan jadi operator sekaligus. Menyiapkan log book, menyiapkan kaset iklan, memutar iklan, mengisi laporan log book, dan menyiapkan kaset iklan serta lagu suopaya ngepas pas diputar , butuh waktu dan ketelitian.
Lalu saat memutar lagu, baik dari kaset atau piringan hitam, mengatur mixer, dan mengatur mic, butuh konsentrasi tinggi. Belum lagi mengangkat telepon dari pemirsa yang minta diputarkan lagu, mencatat kiriman lagunya untuk siapa saja. Yup, itu di stasiun radio pertama , tahun 1981.
Di Stasiun Radio ke 2 , tahun 1982, petugas operator di ruangan sebelah yang dibatasi dengan kaca. Entah kenapa, ujuk ujuk saya kok bisa ya dengan mudah menjalani profesi tersebut. Padahal belum pernah ikut pelatihan dan kursus. Langsung bilang pada bos, sudah pengalaman di stasiun radio pertama.
maka jadilan 10 tahun berjalan , aku menjadi penyiar radio swasta. Yang jam siarannya seminggu 3 kali. Kalau mau honor besar, ambil jam siaran teman yang berhalangan hadir, atau bambil tambahan siaran sebelum subuh. Dan ambil siaran hari libur.
Ada tahun tahun dimana aku siaran di 2 radio sekaligus , dengan 2 nama yang berbeda. Nah, stasiun radio ke 3 ini juga dekat rumah. Hanya sayangnya tanpa operator , harus menjadi operator sekaligus penyiar. Tapi honoirnya lebih besara, apalagi kalau mau mengisi siaran hari libur nasional dan saat lebaran.
Dulu hiburan para pelajar dan mahasiswa memang radio swasta.
Aku spesialis lagu-lagu pop Indonesia terbaru dan tambahannya siaran untuk lagu-lagu pop barat ,sesekali menggantikan rekan yang tidak bsia hadir. Kadang ada acara bebas di hari Minggu, yang aku isi dengan rekaman obrolan dengan pemirsa dan artis yang ketemuan di luar acara.
Dulu belum ada insternet, siaran televisi masih sangat terbatas sesudah magrib dan hari minggu setengah hari. Jaid radio swasta menjadi hiburan yang menemani para pelajar dan mahasiswa belajar dan menyelesaikan tugas-tugas.
Untukku, masa silam menjadi kenangan indah. Mengalami juga perjalanan siaran sebelum subuh dan oulang larut malam sambil deg degan kala bawa motor Honda Astrea. Tapi saat dapat pinjaman mobil ortu, pulang malam lumayan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar